3 Prinsip Dasar Pengembangan Diri

Amran Hasbi Adityaputra
5 min readMay 16, 2021

--

Kalau orang lain banyak menghabiskan uangnya ke barang-barang yang mereka sukai seperti gundam, gadget, atau jersey tim favoritnya, sedangkan aku menghabiskan (sebagian) gaji bulananku ke buku.

Mungkin, kalau semua buku yang aku beli dari masa kanak-kanak dijual dengan harga sekarang, aku sudah bisa memulai Kredit Pemilikan Rumah (KPR) untuk masa depan yang lebih baik.

Buku menjadi hal yang selalu aku beli tiap bulannya, karena buku merupakan bentuk investasi ke diri sendiri. Seperti salah satu perkataan Warren Buffet:

“The best investment you can make, is an investment in yourself; The more you learn, the more you’ll earn.”

Ketika pergi ke toko buku, entah mengapa kebanyakan kategori buku “Pengembangan-Diri” pasti masuk dalam rak “Psikologi”, atau sebaliknya. Ini juga merupakan salah satu alasanku senang membeli buku “Pengembangan-Diri”; Karena bisa sekaligus dijadikan referensi dalam tugas kuliahku.

Atau bisa diartikan bahwa Ilmu Psikologi tidak akan jauh-jauh dari mempelajari bagaimana caranya mengembangkan diri yang tepat, berdasarkan pengalamanku, kesimpulan tersebut valid.

Come! aku ingin mengajak kamu jalan-jalan singkat ke konser kolaborasi antara Psikologi, Pengembangan-Diri, dan Berkebun.

Mari Kita Mulai dari Berkebun

Ada dua hobi yang mendadak viral selama pandemi berlangsung; Bersepeda dan Berkebun.

Dari salah satu podcast yang aku dengarkan ketika mengendarai motor (tolong, kebiasaan ini jangan ditiru), ada 3 prinsip dasar yang harus dipatuhi ketika ingin mulai berkebun:

  1. Taruh tanaman di lingkungan yang tepat
  2. Pastikan tanaman disinari oleh cahaya matahari yang cukup
  3. Jangan terlalu banyak menyiram air ke tanaman

Cukup sederhana kan?

Lanjut ke Psikologi

Ketika mendengar prinsip berkebun tersebut, aku teringat cerita dari salah satu temanku yang menceritakan hubungan antara tanaman dengan salah satu Psikolog terbaik sepanjang sejarah bernama Carl Rogers.

Carl Rogers merupakan salah satu tokoh aliran Humanistik, aliran yang memanusiakan manusia (nah loh bingung gak tuh), yang biasanya disandingkan dengan tokoh bernama Abraham Maslow.

Aliran ini berfokus pada keunikan serta keinginan dasar individu untuk mengaktualisasikan dirinya.

Oke, apa itu aktualisasi diri?

Abraham Maslow menjelaskan bahwa:

“Self-actualization is the complete realization of one’s potential, and the full development of one’s abilities and appreciation for life.”

Versi Indonesianya:

“Aktualisasi diri adalah realisasi lengkap dari potensi seseorang, dan pengembangan penuh dari kemampuan dan penghargaan seseorang terhadap kehidupan.”

Aktualisasi diri merupakan konsep yang berada di pucuk hierarki kebutuhan dasar:

Teori Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow

Untuk mencapai paling atas, kita harus mulai dari bawah; Untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri, kita harus mulai dari memenuhi kebutuhan dasar seperti makan dan minum.

Balik ke Carl Rogers (Masih di Psikologi)

Sebagai salah satu tokoh Psikologi Humanistik, Rogers percaya bahwa manusia memiliki kebutuhan dasar untuk berkembang. Untuk menjadi diri yang lebih baik dari hari kemarin; Untuk mengaktualisasikan dirinya.

Rogers melandasi kepercayaan tersebut berdasarkan pengalaman ketika menanam kentang di ruang bawah tanah tempat tinggalnya.

Keluarga Rogers menanam kentang di sana sebagai cadangan makanan untuk musim dingin. Dengan minimnya cahaya matahari yang masuk serta sirkulasi udara yang tidak bagus, tentu itu menjadi tempat yang tidak direkomendasikan untuk menanam kentang. Walaupun demikian, kentang itu tetap mengeluarkan tunasnya, tunas yang menjalar ke jendela, untuk mencapai cahaya dan kehangatan sinar matahari, agar berkembang menjadi kentang seutuhnya.

Rogers mengatakan:

“They would never become plants, never mature, never fulfill their real potential. But under the most adverse circumstances, they were striving to become. Life would not give up, even if it could not flourish.”

Kentang tersebut tidak akan pernah menjadi tanaman seutuhnya, tidak akan pernah merealisasikan potensinya secara utuh; Tapi kentang tersebut tetap berusaha merealisasikan potensinya secara utuh.

Kenapa mereka (kentang) tetap berusaha walaupun sudah tau kalau mereka tidak akan pernah menjadi kentang yang seutuhnya?

Pertama, mereka tidak tau kalau pada akhirnya tidak akan menjadi kentang yang seutuhnya, yang tau hanya si penanam.

Kedua, itu adalah insting; Yang artinya, terlepas dari kondisi lingkungan, selama ada triggernya, mereka akan tetap melakukannya.

Tapi sekarang muncul pertanyaan baru:

“Emangnya manusia dan kentang (atau tumbuhan) itu sama?”

Persamaan Manusia dan Tumbuhan

Aku pernah membaca buku berjudul “Genom: Kisah Spesies Manusia Dalam 23 Bab”.

Dalam buku tersebut aku dikenalkan dengan sebuah akronim yang disebut LUCA, kepanjangan dari Last Universal Common Ancestor. Singkatnya, LUCA adalah nenek moyang dari seluruh kehidupan yang ada di muka bumi ini.

LUCA merupakan titik awal dari teori Darwin. Itu loh, teori yang mengatakan kalau kita berasal dari makhluk yang sama dengan simpanse, tikus, dan kucing (sekarang jadi tau kan alasan kenapa penelitian di lab menggunakan binatang-binatang tersebut).

Ingat, makhluk hidup bukan hanya binatang, tumbuhan juga termasuk.

Jadi, tumbuhan, binatang, dan manusia berasal dari satu makhluk yang sama, yaitu LUCA.

Mungkin beberapa persamaan binatang dan manusia sudah bisa kita sadari tanpa berpikir panjang, nah yang sulit melihat beberapa persamaan antara manusia dan tumbuhan (atau pohon).

Berikut beberapa persamaan yang aku temukan (atau sadari):

  1. Bentuk fisik
    Sama-sama berdiri tegak, memiliki mahkota di atas (rambut), memiliki satu anggota badan yang menopang anggota badan lainnya (tulang belakang atau biasa disebut Columna Vertebrae), serta pola cabang tubular (bronkus) di paru-paru mirip dengan sistem akar banyak pohon.
  2. Membutuhkan air
    Kandungan air di tumbuhan bisa mencapai angka lebih dari 50%. Demikian pula di dalam diri manusia yang di tubuhnya mengandung 60% air. Makanya, kebanyakan orang pas puasa bilang “Lebih gampang nahan laper daripada nahan aus”.
  3. Bergantung dengan makhluk hidup lainnya
    Contoh paling gampang adalah kita menghirup oksigen dan menghembuskan karbon dioksida. Sebaliknya, tanaman menyerap karbon dioksida dan melepaskan oksigen ke atmosfer. Dan terulang lagi dan lagi.
  4. Hidup di dalam komunitas
    Para peneliti telah mengumpulkan bukti bahwa pohon dari spesies yang sama sebenarnya adalah organisme komunal (makhluk yang hidup di suatu komunitas) dan bahkan dapat membentuk aliansi dengan pohon dari spesies lain. Peneliti juga menemukan bahwa pohon hutan telah berevolusi untuk hidup dalam hubungan yang saling bergantung dan kooperatif yang didukung oleh komunikasi dan kecerdasan kolektif yang mirip dengan koloni serangga atau kota.

Penerapan Prinsip Dasar Berkebun ke Pengembangan-Diri

Masih ingat tiga prinsip dasar dalam bercocok tanam?

Taruh di lingkungan yang tepat, pastikan disinari oleh sinar matahari yang cukup, dan jangan terlalu banyak menyiram air.

Mari kita bahasakan prinsip tersebut ke dalam keseharian manusia:

  1. Taruh di lingkungan yang tepat
    Walaupun manusia pada dasarnya memiliki insting untuk berkembang, insting tersebut tidak akan memunculkan dirinya kalau tidak ditrigger sesuatu dari lingkungannya. Modifikasi lingkungan kamu (tempat tinggal atau tempat kerja atau tempat nugas) menjadi lingkungan yang tepat untuk berkembang.
  2. Pastikan disinari oleh sinar matahari yang cukup
    Entah kenapa di setiap film (yang kutonton), adegan ketika tokoh utama mendapatkan sebuah inspirasi pasti selalu diterangi oleh sinar yang muncul dari atas dirinya. Sinar sama dengan inspirasi, inspirasi bersifat memotivasi. Dan dalam bertindak, manusia membutuhkan motivasi. Motivasi dibagi menjadi dua; Yang berasal dari dalam diri dan luar diri. Sinar matahari merupakan hal diluar tanaman, yang artinya jika manusia ingin berkembang, maka ia juga harus dimotivasi oleh hal-hal diluar dirinya. “Sinar matahari”nya manusia apa? Bisa jadi seorang mentor, content creator yang kamu tonton, quotes inspiratif yang kamu pajang atau buku yang kamu baca.
  3. Jangan terlalu banyak menyiram air
    Selain matahari, air juga merupakan komponen penting dalam proses perkembangan tanaman. Tanpa air, tumbuhan pun tidak akan bisa tumbuh. Jadi, apa “air”nya dalam proses perkembangan manusia? jawabannya adalah tantangan. Terlalu banyak tantangan, maka manusia akan jatuh sakit, tapi kalau terlalu sedikit tantangan, maka manusia akan merasa bosan. Tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit, tapi cukup.

Modifikasi lingkungan tempat tinggalmu, kelilingi diri dengan orang-orang yang menginspirasimu, dan selalu berikan tantangan ke diri kamu secukupnya.

Itu lah, tiga prinsip terbaik untuk mengembangkan diri kamu.

--

--